Siang itu, Pak Gol A Gong sedang
berbicara di hadapan 20 orang guru dalam Sarasehan Literasi. Acara ini digelar
setelah Pak Gong mengisi pelatihan menulis fiksi mini bagi 100 murid SMP Al
Irsyad Purwokerto, 10 Oktober 2025. Namun, dadaku bergemuruh penuh rasa syukur
dan bangga sampai pada titik ini, mengundang Duta Baca Indonesia.
Rasanya ingin aku kenang kembali
perjalanan literasiku.
Satu hal
yang sangat aku syukuri adalah menjadi guru bahasa Indonesia. Mengapa? Karena
aku berkesempatan luas
menggerakkan murid berliterasi. Di setiap materi ada kegiatan membaca dan
menulis. Tentu saja tidak sebatas mengejar nilai. Namun, murid perlu
mendapatkan pengalaman langsung.
Aku ingat betul saat duduk menjadi
peserta Sagusabu, yaitu Satu Guru Satu Buku dari Madiaguru, tahun 2017. Ini menjadi
titik balik berliterasiku. “Sepertinya aku harus mengajak guru-guru lain dan
para murid untuk menulis buku juga,” bisikku beberapa bulan kemudian. Padahal,
buku solo pertama dan keduaku masih dalam proses.
Bersama tim guru bahasa Indonesia, aku
mendapatkan lampu hijau dari Kepala Sekolah, bahkan dukungan dana yang tidak
sedikit. Dimulai dengan mengadakan pelatihan, kami berproses. Setahun kemudian,
Maret 2019, ini perdana kami menggelar peluncuran 41 buku ber-ISBN untuk 41
tahun SMP Al Irsyad. Semua buku itu karya murid, guru karyawan, manajemen
sekolah, alumni, orang tua, bahkan seorang petugas kebersihan ikut menulis
novel. Acara ini pun dihadiri pihak
Yayasan dan Dinas Pendidikan. Ah, aku ingat betapa repotnya saat itu. Terlalu
berani dan nekat. Dari 41 judul, 34 judul proses pracetak mandiri, yaitu
menyunting, membuat kover, dan tata letak.
Sejak saat
itu, aku pun semakin percaya diri. Apalagi, ada sesuatu yang bersarang di kepalaku. Ia terus menggodaku dengan
ide-ide yang selalu hadir, menulis lagi dan mengajak orang lain menulis.
Setelah bergabung di grup whatsapp RVL (Rumah Virus Literasi) dengan founder
Dr. Much. Khoiri, M.Si., aku baru menyadari bahwa yang bersarang di kepalaku
adalah virus literasi. Virus itu menyebar dengan cepat dan berdampak kepada
diri sendiri juga kepada lingkunganku.
Bukti yang pertama adalah penerbitan 2
buku antologi cerpen tugas bahasa Indonesia dari 2 kelas putri, Januari 2020.
Berikutnya buku antologi pustakawan remaja. Sampai tahun 2025 Pustakawan Remaja
sudah menerbitkan 5 judul dari 5 angkatan. Mengikuti even pun aku jalani, salah
satunya Guru Motivator Literasi (dari Forum Indonesia Menulis), September 2021.
Dari kegiatan ini lahirlah 1 buku antologi Kepala Sekolah bersama 11 guru juga
1 buku antologi puisi dan pantun karya para murid. Selanjutnya aku menggagas
pelatihan menulis cerpen daring bagi guru SD se-Indonesia, pada Maret 2022.
Kegiatan ini menghasilkan 6 buku antologi.
Mengikuti kelas menulis online sudah
menjadi rutinitasku. Ketika mengikuti kelas menulis puisi bersama Gol A Gong,
aku mengajak banyak murid dan guru, Juni 2022. Dengan demikian karya kami bisa
diterbitkan dalam satu judul, yaitu Mata Air.
“Bagaimana kalau cerpen para
peserta dibukukan?” pintaku kepada ketua panitia lomba-lomba dalam rangka
Muktamar ke-41 Al Irsyad, September 2022. Mumpung aku menjadi juri, jadilan
buku Antologi Cerpen murid SMP SMA/MA Al Irsyad se-Indonesia. Mereka sangat
antusias karena buku itu menjadi buku antologi perdana bagi sebagian besar
peserta.
Ah, virus literasi itu terus
saja merayuku. Kini muncul ide membuat buku elektronik cerita fabel, tugas
bahasa Indonesia kelas 7 tahun 2023. Bahkan, setelah pameran digital, naskah
buku-buku tersebut kami cetak mandiri dan dijual untuk kalangan sekolah.
Untuk pertama kalinya juga,
wisuda kelulusan kelas 9, Juni 2023, menjadi momen yang paling mengharukan.
Empat wisudawan putri aku ciumi setelah turun dari panggung peluncuran buku
solo mereka. Tahun 2019 ada 1 buku solo murid, kini ada lagi 4. Selanjutnya,
wisuda tahun 2024 diluncurkan 7 buku solo dan tahun 2025 diluncurkan 11 buku
solo karya kelas 9.
Yang menurutku seru adalah
membuatkan suvenir kenaikan kelas berupa buku. Dari cerita pengalaman berkesan
yang ditulis setiap murid, jadilah buku. Walaupun hanya digandakan secara
mandiri, murid dan orang tua sangat mengapresiasi. Alhamdulillah sudah 3
angkatan berturut-turut, 2023 - 2025.
Beberapa
bulan menjelang Edu Fair atau open house 2024, ide spontan muncul untuk
meluncurkan buku. Alhamdulillah, Edu Fair 2024 sekolah meluncurkan 6 buku dan
Edu Expo 2025 meluncurkan 13 buku solo serta antologi karya siswa dan guru.
Setelah
direkap, ternyata aku menemukan angka unik, angka 100. Dari peluncuran buku
perdana sampai September 2025, total buku yang diterbitkan 100. Adapun 13 buku
terakhir melibatkan 100 penulis. Bahkan, pelatihan menulis Fiksi Mini bersama
Gol A Gong diikuti 100 murid. Indahnya.
“Ustazah,
aku ingin menulis buku, bagaimana caranya?” Alhamudillah, pertanyaan seperti
itu semakin sering terdengar dari para murid. Mereka ingin ikut menulis setelah
melihat banner-banner peluncuran buku yang kami pajang di ruang tunggu sekolah.
Karyaku kini
8 buku solo dan 46 buku antologi. Aku akan terus mengajak orang-orang di
sekitarku untuk menulis.*
Penulis:
Sumintarsih, M.Pd.
Kelahiran Kulon Progo, 24 Agustus 1971 ini mengajar
di SMP Al Irsyad Purwokerto sejak tahun 2000 mata pelajaran bahasa Indonesia.
Ia senang belajar menulis dan mengajak orang lain menulis.
IG: Sumintarsih_24
Berita Acara Hasil Lomba



Bagus banget ust 👍
BalasHapusTerima kasih
HapusMasya Allah keren sekali usthh🥹✨ Semoga saya bisa ikut membuat novel...
BalasHapusAmin ..
HapusSemangat....
Orang yang hebat adalah ia yang mampu menggerakkan orang lain untuk melakukan kebaikan. Dan ustadzah Mien sdh menggerakan literasi sekolah sejak lama. Barakallahufik 💐🥰
BalasHapusBerkat dukungan banyak pihak pula. Terutama lampu hijau dari sekolah.
HapusAlhamdulillah Terima kasih