Anwar, pembicara sebuah acara motivasi bagi kelas 12 sebuah SMA tampil dengan memukau. Jas hitam, kemeja putih, dan sepatu kinclong menghias badannya. Rambut hitam sedikit acak, tapi masih rapi makin menambah pesonanya, terutama untuk ukuran remaja. Dengan mic tempel, ia leluasa bergerak dan berbicara.
Aura semangat menyelimuti aula siang itu. Saat acara hampir dimulai lagi setelah rehat siang, Anwar segera menyiapkan mic dan hal-hal lainnya. Sementara itu, peserta sudah mulai berkumpul lagi di dalam aula. Tiba-tiba hp Anwar bergetar. Ia segera ke pojok luar ruangan untuk menjawab telepon. “Ya, Sayang. Sebentar lagi abang pulang.” Suara itu menggema memenuhi ruangan dan disambut dengan 'cie-cie' peserta tanpa Anwar sadari. Kalimat selanjutnya masih terdengar mengundang rasa ingin tahu puluhan pasang telinga. Anwar menjawab bahwa insyaallah ada rezeki dari panitia. Rupanya sang istri sedang menunggu Anwar untuk membayar biaya rumah sakit. Anaknya yang baru satu dirawat genap 1 pekan karena demam berdarah. Spontan ruangan membisu yang awalnya terdengar tawa kecil dan saling mencolek temannya.
Anwar kembali masuk dan salah satu peserta menyodorkan sebuah lipatan kertas. “Maaf Kak, ini dari kami. Semoga bisa membantu. Cepat sembuh untuk ananda.” Anwar terharu, meski ragu, ia menyorongkan kedua tangannya. Matanya kabur oleh air mata haru. Ia sangat mengapresiasi sebuah aksi nyata spontanitas peserta.
Purwokerto, 12 Februari 2025


Posting Komentar