Tulisan Fatal


"Jangan membaca soal 2 kali!"
Kalimat itu pertama saya dengar saat bedah soal Ujian Nasional beberapa tahun lalu, tepatnya sebelum pandemi. Karena belum familier, kalimat itu jelas mengundang tanya. Narasumber segera meluruskan, "Harus lebih dari 2 kali, bacalah soal berkali-kali."
Bunyi "oh" pun bergemuruh pertanda para peserta sudah paham. 

Rupanya peringatan itu harus diberlakukan dalam segala kegiatan di seputar literasi. Apalagi menuntaskan ujian. Jangan sampai terjadi seperti yang batu saja murid saya alami.

Saya tidak berhenti merasa geli membaca hasil ujian sumatif bahasa Indonesia salah satu siswa kelas 7. Soal itu mengharuskan siswa menuliskan amanat dari sebuah fabel. Sangat jelas jawabannya terbaca "Jangan Shalat". Kok bisa? Harusnya jangan sombong. Perkiraan saya anak tersebut tidak sempat membaca ulang jawabannya. Pelajaran di jam terakhir menjelang shalat asar. Ia buru-buru harus mengumpulkan pas ada teman yang mengajak untuk shalat asar. 

Ada juga pengalaman fatal saat seorang guru menulis surat izin tidak masuk. Namun, dalam surat tersebut tertulis, "Saya mohon izin tidak masuk kerja karena sedang tidak sakit." Kira-kira mengapa, ya?

Purwokerto, 3 Februari 2025

Posting Komentar