Pulang kondangan Hani di teras terlihat galau dengan sesuatu yang masih mengganjal dalam pikirannya. Sudah sebulan lalu ia mengadakan hajatan pernikahan putri pertamanya dengan menyiapkan dua kotak sumbangan. Ketika ia mencatat sumbangan-sumbangan yang masuk, ia tidak habis pikir. Tidak ada nama beberapa saudara dan kenalan dekatnya.
Ia masuk rumah dan berjuang berusaha ikhlas. Mungkin mereka termasuk penyumbang tanpa nama. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan suara panggilan dari handphone-nya. Rupanya dari pemilik jasa dekorasi yang dulu membantu hajatannya.
Pihak dekorasi menyebutkan beberapa nama. "Apakah mereka teman atau saudara Bu Hani?" Hani langsung mengiyakan. Hani diundang di sebuah rumah besar dilengkapi dengan kehadiran seorang polisi untuk menjadi saksi. Rupanya Pak Ahmad, pemilik rumah itu, akan menggelar resepsi pernikahan besok pagi. "Bu, di dalam kotak ini uang sumbangan hajatan ibu sebulan lalu. Masih utuh, silakan diambil. " Hani bagaikan disambar petir yang kemudian mendadak dingin, lemas, dan berurai air matanya. Allah Maha Besar.*
Purwokerto, 23 Juni 2024
_(Berdasarkan kisah nyata dari sebuah obrolan)_


Posting Komentar