Ke Jalarta Disambut Ebiet G.Ade


Akhir April lalu, saya dan suami ke Jakarta, turun di Stasiun Senen. Tepatnya tujuan utama kami adalah menengok anak yang kerja di Tangerang sekalian silaturahmi ke Bulik di Jakarta Timur. Sejak pandemi, saya belum pernah berkunjung.

Rasa lelah 6 jam berada di dalam kereta api dari Purwokerto, lenyap seketika. Mengapa? Grab yang dipesan memutar kumpulan lagu Ebiet. Suami pun berseloroh kepada Pak Supir, "Wah, cocok ni Pak. Lagu Ebiet, kesukaan istri."

Begitulah, satu jam berlalu nonstop bersama Ebiet. Tak terasa sudah sampai di kos anak saya,   di sebelah Rumah Sakit Mitra Husada tempat dia bekerja sebagai radiografer.

Berbicara tentang Ebiet, saya pertama kali suka adalah lagu Berita kepada Kawan, kelas 1 SMP. Gara-garanya, salah satu guru mengajak kelas berdiskusi makna dari lagu tersebut pas ada bencana alam. Eh, keterusan. Meskipun tidak hafal syairnya,  sepertinya semua lagu Ebiet pernah saya dengarkan. Lagu-lagu balada yang sarat dengan pesan.

Waktu dulu sering menyetrika sendiri, dari pagi sampai siang, saya menggosok baju ditemani Ebiet. Sampai-sampai suami komentar, "Ebiet dah dikasih minum belum? Dari tadi suruh nyanyi."

Purwokerto, 22 Mei 2024

Posting Komentar